Tuesday, March 20, 2018

REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM PANDANGAN TEKNOLOG PENDIDIKAN

Berbicara mengenai revolusi industri 4.0 tentu memerlukan suatu pemahaman secara menyeluruh. Revolusi industri merupakan suatu perubahan yang terjadi sangat cepat pada suatu industri yang menyangkut kehidupan masyarakat. Revolusi industri dapat dikatakan pula sebagai perubahan besar-besaran yang menyangkut pada bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Perubahan tersebut dapat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Revolusi industri 4.0 dapat diartikan sebagai revolusi industri generasi keempat yang terdiri dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mengubah dunia. Revolusi industri 4.0 ini ditandai dengan kemunculan robot pintar, superkomputer, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik, dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak.

Dengan kemunculan revolusi industri 4.0 akan memiliki kerugian bagi industri nasional yaitu peran manusia akan berkurang bahkan hilang. Sejatinya, tujuan pendidikan Indonesia bukan lain yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dimana manusia harus berperan penting menjadi insan yang cerdas. Manusia lah yang menjadi unsur utama dalam semua kehidupan. Teknologi tidak serta merta diberikan space untuk mengendalikan manusia, akan tetapi manusia lah yang harus mengendalikan teknologi.

Salah satu cara manusia mengendalikan teknologi yaitu melalui teknologi pendidikan yang perlu adanya inovasi yang cemerlang. Revolusi industri 4.0 melalui teknologi pendidikan mampu mengubah pola pikir manusia. Manusia yang berkecimpung di dunia pendidikan harus mampu mengembangkan inovasi terbaru akan teknologi yang berkembang sesuai dengan peradabannya. Salah satu peran teknolog yang tidak kalah penting yaitu bagaimana seorang teknolog mampu memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan performansi (facilitating learning and improving performance) dengan baik melalui design pembelajaran yang memiliki mutu tinggi.

Mata Kuliah : Instructional Design
Dosen : Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd

Saturday, June 13, 2015

Parafrasa Puisi


Yang dimaksud parafrase adalah mengubah puisi menjadi bentuk sastra lain (prosa). Hal itu berarti bahwa puisi yang tunduk pada aturan-aturan puisi diubah menjadi prosa yang tunduk pada aturan-aturan prosa tanpa mengubah isi puisi tersebut. Lebih mudahnya parafrase puisi adalah memprosakan puisi.
Perlu diketahui bahwa parafrase merupakan metode memahami puisi, bukan metode membuat karya sastra. Dengan demikian, memparafrasekan puisi tetap dalam kerangka upaya memahami puisi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memparafrasakan puisi menjadi prosa ialah seperti berikut.
(1) Bacalah atau dengarkan pembacaan puisi dengan seksama.
(2) Pahami isi kandungan puisi secara utuh.
(3) Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi.
(4) Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan menggunakan kalimat sendiri.
(5) Sampaikan secara lisan atau dibacakan.
Contoh parafrasa puisi
Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta
Ah… apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju ke arah padang Bakti
(PuisiBaru, Ali Hasyimi)
Setelah kita mendengarkan pembacaan puisi tersebut, dapat kita parafrasa sebagai berikut.
Puisi “menyesal”, karya Ali Hasymi mengisahkan seseorang yangmenyesali masa mudanya tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ia lalai dan lengah. Kini di hari tuanya, ia merasa miskin ilmu, miskin harta (tidak berilmu dan tidak mempunyai harta apa-apa). Ia merasa tidak adaguna menyesali diri. Akan tetapi, ia tidak berhenti dalam sesalnya. Ia bangkit dan mengajak generasi muda: atur barisan di hari pagi, menuju ke arah padang bakti.
Ada dua metode parafrase puisi, yaitu
a. Parafrase terikat, yaitu mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan sejumlah kata pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi mudah dipahami. Seluruh kata dalam puisi masih tetap digunakan dalam parafrase tersebut.
b. Parafrase bebas, yaitu mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang terdapat dalam puisi dapat digunakan, dapat pula tidak digunakan. Setelah kita membaca puisi tersebut kita menafsirkan secara keseluruhan, kemudian menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.
Contoh:
Perhatikan puisi Chairil Anwar berikut ini
HAMPA
:kepada Sri
Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti. Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
Dengan teknik parafrase, puisi ini kita tambah beberapa
kata agar lebih mudah dipahami.

Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono

Fungsi Surat


Adapun fungsi surat yaitu sebagai alat komunikasi, sebagai wakil penulis, sebagai penghemat waktu, tenaga dan biaya, dan sebagai bukti tertulis.
1.      Surat sebagai alat komunikasi
Surat dijadikan sebagai alat penyampai informasi dari penulisnya kepada pembaca/penerimanya. Sebagai alat komunikasi surat tidak hanya bersifat satu arah, melainkan juga dua arah dan ke segala arah. Artinya surat juga dapat dibalas (surat balasan) sebagai timbal balik dan surat juga dapat dibuat/ditujukan kepada lebih dari satu orang (surat edaran, pengumuman, surat pembaca pada surat kabar dan lain-lain).
2.      Surat sebagai wakil penulis
Dalam hal ini penulis tidak perlu langsung bertatap muka dengan orang yang dituju untuk menyampaikan informasi melainkan diwakili oleh surat.

3.      Surat sebagai alat untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
Berkomunikasi dengan surat berarti tidak bertatap muka, jadi berkomunikasi dengan surat dapat dilakukan dari jarak jauh. Oleh sebab itu surat dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.



4.      Surat sebagai bukti tertulis
Surat dapat dijadikan bukti tertulis untuk berbagai keperluan. Sehingga jika terjadi sesuatu (misalnya kekeliruan) kelak kemudian hari, surat dapat dijadikan acuan. Misalnya pada surat-surat perjanjian, surat waris dan sebagainya. Segala jenis surat juga dapat diabadikan/diarsipkan untuk kepentingan-kepentingan lain kelak kemudian hari.

Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono